Anggota MGMP B.Indonesia SMP Ikuti Diklat Guru B.Indonesia SMP dengan Pola Lesson Study

Hari ini, berakhir sudah Diklat Guru B.Indonesia SMP dengan Pola Lesson Study yang diadakan oleh BKD Kab. Tabalong. Semua bersepakat bahwa diklat ini sangat bermanfaat bagi peningkatan profesionalitas guru menyongsong PK Guru dan PKB. Dengan narasumber dari LPMP Kalsel (Pak Broto dan Pak Anshory), diklat berjalan dengan penuh kualitas. Peserta merasa banyak mendapat ilmu dari situ. Adapun peserta yang sangat beruntung mengikuti diklat ini adalah: ABUL HASAN DEWI SARTIKA, S.Pd. DIAN NOPIANTI, S.Pd. Dra. SURATMI FADLAN, S.Pd. FITRYANI, S.Pd. GUSTI SUWARTI, S.Pd. HATMAH, S.Pd. HENY HERLIANNOOR, S.Pd Hj. JANNATUN ALIAH, S.Pd. Hj. KHAIRUNNISA, S.Ag. IDA APRIANI, S.Pd. IDA JURAIDA, S.Pd. IKHWAN JULI KIFWANTO, S.Pd. IRINA, S.Pd. IRMA, S,Pd.I JAINUDDIN, S.Pd MAHJUWITA, S.Ag MIFTAHUL JANNAH MULIANI, S.Pd. NANING KRISGIYANTO, S.Pd. NOR ANISAH, S.Pd. NORHALIDIAH, S.Pd. NOVITA FATRIYANA RAHMAWATI, S.Pd RATU YULIANA, S.Pd. SRI IZAWATI, S.Pd. SRINAWATI, S.Pd. USWATUL LAENAH WAHIDDINOR, S.Pd. YADI KARNADI, S.Pd. Rencananya, kegiatan Lesson Study akan berlanjut dalam kegiatan MGMP mulai Rabu depan (18 September 2012) sebanyak 5 kali pertemuan dengan bantuan dana APBD untuk KKG dan MGMP tahun 2012.
Suka artikel ini?
...
Anak-anak itu dinamis: Mereka ingin bergerak, ingin mencoba-coba, ingin berkreasi, dll. Banyak-banyak belajar untuk merelakan ruangan berantakan, halaman sedikit acak-acakan, perabotan berubah fungsi dan bertebaran, merupakan bantuan orang tua yang amat berharga agar sikap dinamis dan kreatif anak-anak itu tetap terpelihara.

Memperkenalkan nama-nama benda pada anak usia dini mungkin kelihatan sepele, sehingga tak jarang justru diabaikan dan ditunda-tunda. Padahal mengenal nama-nama benda (sekalipun hanya nama jenis-jenis bumbu atau perabotan rumah) akan mempermudah anak dalam berkomunikasi.

Kemampuan membaca, sains, dan matematika itu penting; tetapi tidaklah tepat jika memaknai KECERDASAN/KEJENIUSAN seorang anak hanya dari 3 indikator tersebut. Betapa banyak orang tua yang akhirnya menganggap anaknya bukan anak yang cerdas karena stereotype yg sempit itu.

Kedisiplinan pada anak-anak akan terbentuk secara perlahan-lahan jika aturan yang kita tetapkan jelas, anak tahu alasannya, dan diterapkan secara konsisten.

Persepsi orang tua terhadap anak-anaknya, entah yang bentuknya positif (seperti pintar, sabar, baik) ataupun yang negatif (ceroboh, nakal, pembangkang, dll) mau tidak mau juga akan mempengaruhi cara anak-anak mempersepsi dirinya.

Salah satu cara untuk menumbuhkan kebiasaan berpikir mendalam pada anak-anak adalah dengan mengajak mereka mengamati benda2 atau kejadian-kejadian dan mendiskusikannya. Ada yang pernah melakukannya juga? Jika belum, silakan dicoba. Obrolan dengan anak-anak tak hanya mencerdaskan mereka tapi juga orang tuanya :)

Adalah penting memuji anak setelah mereka menunjukkan perilaku baik ataupun karya mereka. Tapi bagaimana memuji tanpa membuat mereka menjadi sombong? Selalu-lah kaitkan segala "prestasi" ataupun karunia yang mereka miliki dengan kemurahan Tuhan Yang Maha Pemurah. Sikap rendah hati tidaklah muncul dengan sendirinya melainkan hasil pendidikan.

Komunitas

Kegiatan