Open Class Kedua: SMPN 6 Tanjung

Kemarin, bertempat di SMPN 6 Tanjung (Kambitin), telah dilaksanakan Open Class yang Kedua Kegiatan Lesson Study pada Tahap "Do" (Pelaksanaan). Pasangan guru model yang telah praktik adalah Ibu Mahjuwita dan Ibu Ida Juraida. RPP yang dibawakan adalah Menganalisis Nilai-nilai Kehidupan yang Terdapat dalam Cerpen (Kelas IX). Bertindak sebagai tuan rumah adalah Ibu Ida Apriani.

Pertemuan kali ini yang tidak dihadiri oleh ketua karena sedang sakit, belum sempat membicarakan bagaimana kegiatan Open Class selanjutnya (di SMPN 1 Kelua) berhubung tuan rumah dan guru modelnya tak hadir (Maklum, berhubung hujan, anggota yang hadir hanya 21 orang dari 30 yang terdaftar). Namun, kita percaya saja, bahwa teman-teman yang mendapat giliran sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin.






Jadwal kegiatan Lesson Study berikutnya:

Open Class III dan Refleksi (14 November)
SMPN 1 Kelua (Pasar Kelua)
Tuan Rumah: Nor Anisah, S.Pd.
Guru Model: Norhalidiah - Srinawati

Open Class IV dan Refleksi (28 November)
MTsN Tanjung (Barunak)
Tuan Rumah: Eri Ernawati, S.Pd.
Guru Model: Abul Hasan – Jainuddin

Keterangan:
-Kegiatan dilaksanakan dua minggu sekali.
Suka artikel ini?
...
Anak-anak itu dinamis: Mereka ingin bergerak, ingin mencoba-coba, ingin berkreasi, dll. Banyak-banyak belajar untuk merelakan ruangan berantakan, halaman sedikit acak-acakan, perabotan berubah fungsi dan bertebaran, merupakan bantuan orang tua yang amat berharga agar sikap dinamis dan kreatif anak-anak itu tetap terpelihara.

Memperkenalkan nama-nama benda pada anak usia dini mungkin kelihatan sepele, sehingga tak jarang justru diabaikan dan ditunda-tunda. Padahal mengenal nama-nama benda (sekalipun hanya nama jenis-jenis bumbu atau perabotan rumah) akan mempermudah anak dalam berkomunikasi.

Kemampuan membaca, sains, dan matematika itu penting; tetapi tidaklah tepat jika memaknai KECERDASAN/KEJENIUSAN seorang anak hanya dari 3 indikator tersebut. Betapa banyak orang tua yang akhirnya menganggap anaknya bukan anak yang cerdas karena stereotype yg sempit itu.

Kedisiplinan pada anak-anak akan terbentuk secara perlahan-lahan jika aturan yang kita tetapkan jelas, anak tahu alasannya, dan diterapkan secara konsisten.

Persepsi orang tua terhadap anak-anaknya, entah yang bentuknya positif (seperti pintar, sabar, baik) ataupun yang negatif (ceroboh, nakal, pembangkang, dll) mau tidak mau juga akan mempengaruhi cara anak-anak mempersepsi dirinya.

Salah satu cara untuk menumbuhkan kebiasaan berpikir mendalam pada anak-anak adalah dengan mengajak mereka mengamati benda2 atau kejadian-kejadian dan mendiskusikannya. Ada yang pernah melakukannya juga? Jika belum, silakan dicoba. Obrolan dengan anak-anak tak hanya mencerdaskan mereka tapi juga orang tuanya :)

Adalah penting memuji anak setelah mereka menunjukkan perilaku baik ataupun karya mereka. Tapi bagaimana memuji tanpa membuat mereka menjadi sombong? Selalu-lah kaitkan segala "prestasi" ataupun karunia yang mereka miliki dengan kemurahan Tuhan Yang Maha Pemurah. Sikap rendah hati tidaklah muncul dengan sendirinya melainkan hasil pendidikan.

Komunitas

Kegiatan