Open Class Ketiga: SMPN 1 Kelua

Hari ini, sesuai jadwal, telah dilaksanakan Open Class yang Ketiga dalam rangkaian Kegiatan Lesson Study pada Tahap "Do" (Pelaksanaan). Pasangan guru model yang telah praktik adalah Ibu Norhalidiah dan Ibu Srinawati. Namun, kali ini ibu Srinawati berhalangan hadir sehingga ibu Norhalidiah harus tampil sendirian. RPP yang dibawakan adalah Menulis Buku Harian (Kelas VII). Bertindak sebagai tuan rumah adalah Ibu Nor Anisah.

Pertemuan kali ini hanya dihadiri 15 anggota berhubung jarak tempuh yang cukup jauh, yakni 40 km dari pusat kota Tanjung. Dalam kesempatan hari ini, guru model menggunakan software SmartEdu. Selain itu, anggota juga sempat mencicipi makanan khas Kelua, Canai (semacam bubur kacang hijau tapi menggunakan kuah sop).


Jadwal kegiatan Lesson Study berikutnya:

Open Class IV dan Refleksi (28 November)
MTsN Tanjung (Barunak)
Tuan Rumah: Eri Ernawati, S.Pd.
Guru Model: Abul Hasan – Jainuddin

Keterangan:
-Kegiatan dilaksanakan dua minggu sekali.
-Pak Abul Hasan mengundurkan diri dan digantikan sang tuan rumah, ibu Eri Ernawati.
Suka artikel ini?
...
Anak-anak itu dinamis: Mereka ingin bergerak, ingin mencoba-coba, ingin berkreasi, dll. Banyak-banyak belajar untuk merelakan ruangan berantakan, halaman sedikit acak-acakan, perabotan berubah fungsi dan bertebaran, merupakan bantuan orang tua yang amat berharga agar sikap dinamis dan kreatif anak-anak itu tetap terpelihara.

Memperkenalkan nama-nama benda pada anak usia dini mungkin kelihatan sepele, sehingga tak jarang justru diabaikan dan ditunda-tunda. Padahal mengenal nama-nama benda (sekalipun hanya nama jenis-jenis bumbu atau perabotan rumah) akan mempermudah anak dalam berkomunikasi.

Kemampuan membaca, sains, dan matematika itu penting; tetapi tidaklah tepat jika memaknai KECERDASAN/KEJENIUSAN seorang anak hanya dari 3 indikator tersebut. Betapa banyak orang tua yang akhirnya menganggap anaknya bukan anak yang cerdas karena stereotype yg sempit itu.

Kedisiplinan pada anak-anak akan terbentuk secara perlahan-lahan jika aturan yang kita tetapkan jelas, anak tahu alasannya, dan diterapkan secara konsisten.

Persepsi orang tua terhadap anak-anaknya, entah yang bentuknya positif (seperti pintar, sabar, baik) ataupun yang negatif (ceroboh, nakal, pembangkang, dll) mau tidak mau juga akan mempengaruhi cara anak-anak mempersepsi dirinya.

Salah satu cara untuk menumbuhkan kebiasaan berpikir mendalam pada anak-anak adalah dengan mengajak mereka mengamati benda2 atau kejadian-kejadian dan mendiskusikannya. Ada yang pernah melakukannya juga? Jika belum, silakan dicoba. Obrolan dengan anak-anak tak hanya mencerdaskan mereka tapi juga orang tuanya :)

Adalah penting memuji anak setelah mereka menunjukkan perilaku baik ataupun karya mereka. Tapi bagaimana memuji tanpa membuat mereka menjadi sombong? Selalu-lah kaitkan segala "prestasi" ataupun karunia yang mereka miliki dengan kemurahan Tuhan Yang Maha Pemurah. Sikap rendah hati tidaklah muncul dengan sendirinya melainkan hasil pendidikan.

Komunitas

Kegiatan