MGMP Pertama di Tahun 2013

Hari ini, MGMP B.Indonesia SMP/MTs Kabupaten Tabalong dimulai kembali. Surat sudah dilayangkan tertanggal Januari 2013 melalui box di Dinas Pendidikan Kabupaten Tabalong. Namun, di pertemuan pertama ini, terungkap bahwa banyak anggota (guru) yang mengaku tak mendapat surat undangan. Padahal, undangan sudah dibuat dan disebar ke seluruh sekolah.

Di pertemuan ini, forum menunda dahulu kegiatan Lesson Study lanjutan yang direncanakan sebelumnya. Forum hanya membahas evaluasi kegiatan Lesson Study (penyelesaian biaya transpor anggota kegiatan MGMP sebelumnya) dari dana APBD yang dikucurkan Dinas Pendidikan untuk forum MGMP/KKG/K3S di Kabupaten Tabalong dan melakukan Persiapan Ujian Sekolah Bersama. Forum juga sudah membagi tugas kepada masing-masing anggota untuk menyumbang soal berdasarkan Kisi-kisi Ujian Nasional 2013. Selanjutnya, tim (3-6 orang) yang akan menyortir menjadi soal yang layak untuk dijadikan naskah soal.
Forum juga mengusulkan untuk membuat undangan susulan dilengkapi dengan jadwal kegiatan MGMP agar Kepala Sekolah dapat mengontrol aktivitas guru yang mengikuti MGMP. Pertemuan selanjutnya direncanakan tanggal 20 Februari 2013. Undangan selambat-lambatnya disebar hari Senin.
Suka artikel ini?
...
Anak-anak itu dinamis: Mereka ingin bergerak, ingin mencoba-coba, ingin berkreasi, dll. Banyak-banyak belajar untuk merelakan ruangan berantakan, halaman sedikit acak-acakan, perabotan berubah fungsi dan bertebaran, merupakan bantuan orang tua yang amat berharga agar sikap dinamis dan kreatif anak-anak itu tetap terpelihara.

Memperkenalkan nama-nama benda pada anak usia dini mungkin kelihatan sepele, sehingga tak jarang justru diabaikan dan ditunda-tunda. Padahal mengenal nama-nama benda (sekalipun hanya nama jenis-jenis bumbu atau perabotan rumah) akan mempermudah anak dalam berkomunikasi.

Kemampuan membaca, sains, dan matematika itu penting; tetapi tidaklah tepat jika memaknai KECERDASAN/KEJENIUSAN seorang anak hanya dari 3 indikator tersebut. Betapa banyak orang tua yang akhirnya menganggap anaknya bukan anak yang cerdas karena stereotype yg sempit itu.

Kedisiplinan pada anak-anak akan terbentuk secara perlahan-lahan jika aturan yang kita tetapkan jelas, anak tahu alasannya, dan diterapkan secara konsisten.

Persepsi orang tua terhadap anak-anaknya, entah yang bentuknya positif (seperti pintar, sabar, baik) ataupun yang negatif (ceroboh, nakal, pembangkang, dll) mau tidak mau juga akan mempengaruhi cara anak-anak mempersepsi dirinya.

Salah satu cara untuk menumbuhkan kebiasaan berpikir mendalam pada anak-anak adalah dengan mengajak mereka mengamati benda2 atau kejadian-kejadian dan mendiskusikannya. Ada yang pernah melakukannya juga? Jika belum, silakan dicoba. Obrolan dengan anak-anak tak hanya mencerdaskan mereka tapi juga orang tuanya :)

Adalah penting memuji anak setelah mereka menunjukkan perilaku baik ataupun karya mereka. Tapi bagaimana memuji tanpa membuat mereka menjadi sombong? Selalu-lah kaitkan segala "prestasi" ataupun karunia yang mereka miliki dengan kemurahan Tuhan Yang Maha Pemurah. Sikap rendah hati tidaklah muncul dengan sendirinya melainkan hasil pendidikan.

Komunitas

Kegiatan